“Semut Rangrang”
Semut rangrang merupakan salah satu
jenis musuh alami. Semut ini memiliki cara hidup yang khas yaitu merajut
daun-daun pada pohon untuk membuat sarang. Semut rangrang menyukai udara yang
segar. Hal itu pula yang menyebabkan mengapa mereka tidak membuat sarang di
dalam tanah melainkan pada pohon. Selain perilakunya yang khas dalam membuat
sarang, tubuh semut rangrang lebih besar dan perilakunya lebih agresif daripada
semut lainnya.
Semut rangrang mempunyai nama yang
berbeda-beda, misalnya semut kuning (Vietnam, Cina), semut merah (Thailand) dan
semut hijau (Australia). Klasifikasi berdasarkan warna bukan cara yang tepat
digunakan untuk membandingkan spesies semut pada suatu negara, antar negara,
apalagi antar benua. Untuk membedakan dengan semut lainnya, para ahli
memberikan nama Oecophylla, atau lebih spesifik Oecophylla smaragdina untuk
semut rangrang yang ada diAsia, dan Oecophylla longinoda untuk semut rangrang
yang ada di Afrika.
Daerah penyebaran semut rangrang
Semut rangrang dapat dijumpai di
berbagai negara dari Afrika sampaiAsia. Sejauh ini, sejarah mencatat bahwa
orang-orang Cinalah yang pertama kali menemukan semut rangrang sebagai sahabat
mereka di kebun jeruk, lebih dari 1000 tahun yang lalu. Sayangnya, tidak semua
informasi yang kita butuhkan tercacat dalam sejarah.
Oecophylla smaradigna menyukai
lingkungan dengan suhu antara 26 34 derajat C dan kelembaban relatif antara 62
sampai 92%.
Manfaat semut rangrang
Serangan ulat pengorok daun pada jeruk
bisa diatasi dengan pemeliharaan semut rangrang
Penyakit greening disebabkan virus yang
ditularkan oleh kutu daun – makanan semut rangrang
Manfaat semut rangrang untuk tanaman
telah dikenal di banyak negara. Demikian pula, petani-petani di Delta Mekong
(Vietnam) dan di Kalimantan Timur (Indonesia) mempunyai pengalaman mengenai
bagaimana semut rangrang dapat meningkatkan kualitas buah. Buah yang dihasilkan
menjadi lebih menarik dan lebih segar.
Jika diamati dengan seksama, semut
rangrang dapat mengganggu, menghalangi atau memangsa berbagai jenishamaseperti
kepik hijau, ulat pemakan daun, dan serangga-serangga pemakan buah. Populasi
semut rangrang yang tinggi dapat mengurangi permasalahanhamatungau, pengorok
daun dan penyakit ‘greening” pada kebun jeruk.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang
ditularkan oleh kutu daun Semut rangrang diketahui juga dapat melindungi
Eucalyptus dan pohon-pohon kayu lainnya. Semut ini dapat mengendalikan sebagian
besarhamapada tanaman jeruk dan mete, melindungi tanaman kelapa dan coklat dari
serangan kepik, sehingga meningkatkan mutu dan jumlah hasil panen. Semut
rangrang juga dapat menghalangi serangan tikus. Bukankah itu sesuatu yang
mengagumkan?
Apakah anda ingin mengetahui seberapa
efisien semut rangrang dapat melindungi tanaman dari serangan hama?
Tempatkan seekor ulat hidup di bawah
daun pada pohon yang banyak semut rangrangnya. Perhatikan berapa lama semut
dapat menemukan ulat itu dan membawanya pergi. Bersiap-siaplah untuk
mendapatkan kejutan! Buah-buahan yang berhasil dilindungi dari seranganhamaoleh
semut rangrang Untuk mengetahui bagaimana cara memanfaatkan semut rangrang,
marilah kita lihat kehidupan mereka. Dengan demikian anda tidak sekedar
mendapatkan manfaat, tetapi juga memperoleh wawasan baru.
Tahap pertumbuhan semut dimulai dari
telur menjadi larva, pupa, kemudian semut dewasa. Seperti pada
serangga-serangga predator yang telah disebutkan pada Bagian 1, bentuk larva
semut (semut muda) sangat berbeda dengan semut dewasa atau induknya. Larvanya
mempunyai kulit yang halus, putih seperti susu, tidak berkaki dan tidak
bersayap.
Ratu semut meletakkan telur di dalam
sarangnya. Telur itu sangat kecil dan berbentuk elips, berukuran kira-kira 0.5
mm x 1 mm. Telur menetas menjadi larva yang berukuran 5-10 kali lebih besar.
Bentuk larva dan telur sangat mirip, yaitu menyerupai ulat. Telur dan larva
hanya dapat dibedakan dengan kaca pembesar. Pada larva sudah terbentuk mata dan
mulut sedangkan pada telur kedua organ itu belum ada. Larva calon ratu
berkembang dengan baik karena diberi makan secara khusus dan rutin oleh semut
pekerja yang berukuran lebih kecil. Selama masa pertumbuhannya, larva mengalami
beberapa kali ganti kulit, seperti ular.
Setelah beberapa kali ganti kulit, maka
larva berkembang menjadi pupa. Pupa menyerupai semut dewasa karena sudah
mempunyai kaki, mata, mulut dan sayap1, tetapi warnanya masih putih dan tidak
aktif. Selanjutnya, pupa akan menjadi semut dewasa yang berubah warna sesuai
dengan kastanya.
Struktur Sosial Semut Rangrang
Semut rangrang mempunyai kehidupan
sosial seperti halnya semut lain pada umumnya. Semut rangrang hidup dalam
kelompok sosial dimana pekerjaan dibagi sesuai dengan tipe individunya
(kastanya). Dengan kerjasama dan organiasi yang baik serta disiplin, mereka
dapat melakukan banyak hal.
Masyarakat semut dari yang
beranggotakan beberapa ekor semut hingga yang beranggotakan beberapa sarang
dinamakan koloni. Dalam satu koloni terdapat beberapa tipe individu yaitu:
1. Ratu semut
Dalam tiap-tiap koloni yang terdiri
dari satu atau beberapa sarang dapat ditemukan satu atau beberapa ekor ratu
semut. Pada musim kering, dalam tiap-tiap sarang terdapat seekor ratu semut,
sedangkan pada musim penghujan terdapat dan lebih dari seekor. Semut, ratu
semut beserta sarangnya lebih banyak ditemukan pada musim penghujan
dibandingkan dengan musim kemarau karena pada musim penghujan cukup tersedia
makanan dan tanaman untuk membuat sarang. Ratu semut mudah dikenali karena
tubuhnya lebih besar, berwarna hijau hingga coklat dengan perut yang besar dan
menghasilkan banyak telur. Ratu semut ini pada mulanya mempunyai sayap seperti
halnya semut jantan, tetapi setelah kimpoi sayapnya lepas.
Ratu semut banyak ditemukan pada
tempat-tempat yang tidak terganggu. Mereka menyukai tempat yang aman untuk
meletakkan telur. Coba perhatikan, ratu semut jarang ditemukan pada
tempattempat yang sering anda lalui atau anda gunakan untuk bekerja di kebun,
karena di tempat-tempat itu mereka merasa terganggu. Mereka akan berpindah ke
tempat lain yang lebih aman. Ratu semut umumnya berada pada sarang yang tidak
terlalu kecil, dengan daun-daun yang masih segar dan hijau. Apabila daun-daun
pembentuk sarangnya mengering, sebagian semut bahkan ratunya akan
meninggalkannya dan berpindah ke sarang baru.
2. Semut jantan
Semut jantan lebih kecil daripada ratu
semut, berwarna kehitamhitaman dan hidupnya singkat. Setelah mengawini ratu ia
mati. Di laboratorium semut jantan dapat hidup selama 1 minggu, sedangkan ratu
semut dan semut pekerja dapat hidup beberapa bulan.
3.Semut pekerja
Semut pekerja adalah semut betina yang
mandul. Mereka tinggal di dalam sarang dan merawat semut-semut muda.
4. Semut prajurit
Semut prajurit merupakan anggota yang
paling banyak jumlahnya dalam koloni dan bertanggung jawab untuk semua
aktivitas dalam koloninya. Mereka menjaga sarang dari serangan pengacau,
mengumpulkan dan membawa makanan untuk semua anggota koloninya serta membangun
sarang. Selain tugas-tugas tersebut, masih ada lagi yang harus dilakukan oleh
prajurit. Pernahkah anda melihat ketika sarangnya terganggu ? Mereka membawa
semut-semut muda dengan giginya yang kuat dan memindahkannya ke tempat aman.
Pada kondisi tertentu mereka juga dapat meletakkan telur seperti ratu semut.
Perilaku Semut Rangrang
Semut rangrang mempunyai beberapa sifat
yang juga dapat dimiliki manusia, antara lain:
- Pemberani. Semut rangrang berani menyerang organisme lain yang mengganggu meskipun ukuran tubuhnya 100 kali lebih besar dari mereka.
- Lincah. Semut rangrang dapat berlarian ke atas dan ke bawah pohon sepanjang hari.
- Disiplin. Apabila ada suatu aktifitas yang harus dilakukan secara berkelompok, maka semua akan berperanserta dalam aktifitas tersebut. Tak seekor semut pun yang meninggalkan kelompoknya. Coba amati bila mereka sedang membangun sarang!
- Cerdas. Kelompok semut rangrang membangun sistem komunikasi di antara mereka dengan mengeluarkan aroma dan sentuhan tertentu. Dalam waktu singkat semua anggota kelompok dapat mengetahui apabila terjadi sesuatu dalam kelompoknya dan mereka akan langsung melakukan pembagian tugas apa yang harus dilakukan.
Cara membangun sarang
Semut membangun sarang dengan cara
bergotong royong. Meskipun semut binatang kecil, mereka dapat membuat sarang
sebesar istana manusia dalam waktu dua hari, karena semua bekerja dari matahari
terbit sampai matahari terbenam. Sungguh menakjubkan!
Prajurit semut menarik daun-daun secara
bersama-sama, sementara semut lainnya merajut daun-daun tersebut dari dalam.
Mereka merajut tanpa menggunakan jarum dan benang tetapi menggunakan larva dan
giginya sebagai pemintal benang. Larva semut menghasilkan benangbenang sutera
halus untuk merajut daun. Maka dari itu, semut prajurit selalu membawa larva
dan menggosok-gosokannya ketika merajut daun. Larva tersebut dianggap sebagai
‘mesin jahit’.
Bayangkan, daun-daun menggunakan benang
sutera yang dihasilkan oleh larvanya. Berapa banyak waktu yang mereka butuhkan
untuk mondar-mandir sampai menghasilkan jaring-jaring sutera yang kuat.
Membangun sarang memerlukan sangat
banyak tenaga kerja, tetapi mereka telah mempunyai keahlian dalam menemukan
daun-daun yang paling cocok untuk membangun sarang. Apabila daun-daunnya sangat
kecil seperti Murraya (sejenis kemuning) maka diperlukan lebih banyak benang
sutera.
Semut-semut pekerja yang lincah tidak
hanya membangun sarang, tetapi mereka juga memperbaiki apabila sarang itu
rusak. Untuk membuktikannya, coba angkat sedikit saja daun pada sarangnya, maka
anda akan melihat bahwa mereka dapat dengan cepat memperbaikinya.
Jumlah semut dalam satu sarang
bervariasi, rata-rata antara 4000 sampai 6000 individu, dan dalam satu koloni
terdapat sekitar 500,000 semut dewasa. Koloni semut merupakan keluarga besar
dengan beberapa sarang dan indvidu yang saling mengenal dan bekerja sama secara
erat pada suatu daerah tertentu.
Banyaknya sarang yang ditemukan dalam
satu koloni dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya ketersediaan makanan dan
tingkat gangguan yang terjadi. Satu koloni dapat mencapai 100 sarang.
Sarang-sarang tersebut dapat tersebar pada lebih dari 15 pohon, atau pada
luasan lebih 1000 m2.
Cara berkomunikasi
Seperti telah disebutkan terdahulu
bahwa semut prajurit merupakan satuan pengaman atau “Satpam” bagi kelompoknya.
Setiap saat mereka akan memberikan peringatan kepada semut lainnya apabila ada
pengacau memasuki daerah kekuasaannya. Coba panjat pohon yang ada sarang
semutnya, atau sentuh sedikit sarang mereka, maka anda akan kagum karena hanya
dalam waktu sekejap seluruh prajurit semut muncul dan mendatangi anda.
Ketika mereka menemukan mangsa, semut
prajurit menyebarkan bau dan menyentuh semut lainnya dengan cara-cara tertentu
untuk menunjukkan dimana mereka menemukan mangsa dan seberapa besar mangsa yang
ditemukan. Sementara itu, beberapa semut ‘mengeksekusi’ mangsa tersebut dengan
cara menjepit menggunakan gigi-giginya. Luar biasa!
Makanan semut rangrang
Makanan semut sangat beragam, namun dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu protein dan gula. Tidak
seperti semut lainnya, semut rangrang lebih menyukai protein daripada gula.
Protein dapat ditemukan pada daging, ikan, ayam, tikus dan serangga. Semut
rangrang aktif mencari makanan dan membawanya ke dalam sarang untuk seluruh
anggota sarang tersebut. Mereka memangsa berbagai jenishama, misalnya ngengat
yang aktif pada malam hari maupun yang bersembunyi di bawah daun pada siang
hari.
Selain butuh protein, semut rangrang
memerlukan makanan tambahan berupa gula. Untuk mendapatkan gula, semut rangrang
lebih suka mencari cadangan gula seperti embun madu (yang dikeluarkan oleh
serangga pengisap cairan tanaman) atau nektar. Embun madu tersebut diperlukan
sebagai energi tambahan pada periode awal pembangunan sarang. Maka, ketika
membangun sarang, semut rangrang mencari daun-daun muda yang dihuni oleh
serangga penghasil embun madu dan memasukkannya ke dalam sarang. Anda akan
menemukan berbagai jenis serangga penghasil embun madu seperti kutudaun, kutu
perisai dan kutu putih di dekat atau di dalam sarang semut rangrang.
Keberadaan serangga penghasil embun
madu di dekat sarang semut rangrang telah menimbulkan dugaan bahwa ‘semut
rangrang pada tanaman jeruk justru menjadi penyebab meningkatnya populasi
serangga penghasil embun madu’. Namun berdasarkan temuan dan pengalaman petani
jeruk, pendapat tersebut dianggap kurang tepat karena ‘peledakan populasi
serangga penghasil embun madu tidak pernah terjadi apabila anda memelihara
semut rangrang dan menghindari penggunaan pestisida’.
Semut rangrang memang memerlukan gula
dari serangga penghasil embun madu tetapi jika jumlah gula yang dihasilkan oleh
serangga ini lebih besar dari kebutuhan koloninya, maka semut akan membunuh
serangga tersebut.
Tempat ideal untuk bersarang
Satu hal yang harus kita ketahui
mengenai semut rangrang adalah kemampuan adaptasi mereka terhadap perubahan
kondisi lingkungan. Mereka selalu berusaha mendapatkan makanan dan tempat
tinggal dalam kondisi optimal.
Idealnya, tempat yang baik untuk
pembentukan koloni semut rangrang adalah yang memenuhi syarat berikut:
- Cukup mangsa dan serangga penghasil embun madu
- Tersedia tanaman yang berdaun cukup besar dan lentur atau berdaun kecil-kecil tetapi banyak
Sedikit gangguan dari manusia. Mengapa
semut rangrang dapat pergi meninggalkan sarangnya dan membangun sarang baru di
tempat lain? Jawabannya, karena kondisi sarang sudah tidak ideal lagi, misalnya
karena: Makanan menjadi langka; Kondisi sarang menjadi kurang nyaman, contohnya
apabila daun-daun pada sarang yang lama mengering, mereka akan membangun sarang
baru pada pohon yang sama. Pada musim kering untuk menghindari matahari yang
panas, sarang yang ada di bagian atas pohon ditinggalkan dan mereka menuju ke
bagian pohon yang lebih bawah.
Adanya gangguan yang tidak dapat mereka
tolerir. Apabila ada gangguan dari manusia, mereka akan berpindah ke bagian
pohon yang lebih atas. Atau bila kondisi lingkungan sudah sangat buruk di suatu
kebun, maka koloni akan berpindah ke kebun lain. Sebaiknya kasus terakhir ini
harus anda hindari.
Tanaman yang dipilih untuk bersarang
Semut rangrang lebih menyukai tanaman
yang berdaun lebar dan lentur atau berdaun kecil-kecil tetapi banyak. Dengan
syarat-syarat seperti tersebut di atas, anda pasti akan membayangkan bahwa
tanaman pisang, pepaya dan berbagai jenispalmamerupakan tanaman yang memenuhi
syarat. Ternyata tidak demikian, karena hal terpenting bagi semut rangrang
adalah ada tidaknya gangguan. Semut rangrang lebih menyukai pohon-pohon yang
tinggi seperti pohon kedondong (Spondias dulcis) atau pohon mangga (Mangifera
sp.) untuk menghindari gangguan. Tidak menutup kemungkinan, pohon-pohon
kecil atau semak juga dipilih sebagai
tempat bersarang asal tidak ada gangguan. Sarang dapat dijumpai pada tanaman
buah nona liar (Annona glabra) atau pada semak-semak hibiscus (sejenis
waruwaruan).
Semut paling suka bersarang pada
tempat-tempat yang mudah untuk mendapatkan embun madu dari kutu perisai atau
kutu putih.
Adahal yang perlu dipikirkan, bagaimana
dengan tanaman yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau? Tanaman yang
menggugurkan daun pada musim kemarau sebaiknya ditanam bersama-sama dengan tanaman
lain yang disukai oleh semut rangrang untuk bersarang.